ORGANISASI
Organisasi adalah suatu kelompok orang dalam suatu wadah untuk tujuan
bersama.
Terdapat
beberapa teori dan perspektif mengenai organisasi, ada yang cocok satu sama
lain, dan ada pula yang berbeda. Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai
tempat atau wadah bagi orang-orang untuk berkumpul, bekerjasama secara rasional
dan sistematis, terencana, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber
daya (uang, material, mesin,
metode, lingkungan), sarana-parasarana, data, dan lain
sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan
organisasi.
Menurut
para ahli terdapat beberapa pengertian organisasi sebagai berikut.
Stoner
mengatakan bahwa organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui
mana orang-orang di bawah pengarahan atasan mengejar tujuan bersama
James D. Mooney
mengemukakan bahwa organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk
mencapai tujuan bersama
Chester I. Bernard
berpendapat bahwa organisasi adalah merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama
yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
Stephen P. Robbins
menyatakan bahwa Organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang
dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat
diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk
mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.
Sebuah
organisasi dapat terbentuk karena dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti
penyatuan visi
dan misi
serta tujuan yang sama dengan perwujudan eksistensi sekelompok orang tersebut
terhadap masyarakat. Organisasi yang dianggap baik adalah organisasi
yang dapat diakui keberadaannya oleh masyarakat di sekitarnya, karena
memberikan kontribusi seperti; pengambilan sumber daya manusia dalam masyarakat
sebagai anggota-anggotanya sehingga menekan angka pengangguran[
Orang-orang
yang ada di dalam suatu organisasi mempunyai suatu keterkaitan yang terus
menerus. Rasa keterkaitan ini, bukan
berarti keanggotaan seumur hidup. Akan tetapi sebaliknya, organisasi menghadapi
perubahan yang konstan di dalam keanggotaan mereka, meskipun pada saat mereka
menjadi anggota, orang-orang dalam organisasi berpartisipasi secara relatif
teratur.
Keterlibatan
aktif dalam berpartisipasi, bukan hanya berarti keterlibatan jasmaniah semata.
Partisipasi dapat diartikan sebagai keterlibatan mental, pikiran, dan emosi
atau perasaan seseorang dalam situasi kelompok yang mendorongnya untuk
memberikan sumbangan kepada kelompok dalam usaha mencapai tujuan serta turut
bertanggung jawab terhadap usaha yang bersangkutan.
Unsur-unsur
Menuruth
Keith Davis
ada tiga unsur penting partisipasi
Unsur
pertama, bahwa partisipasi atau keikutsertaan sesungguhnya merupakan suatu
keterlibatan mental dan perasaan, lebih daripada semata-mata atau hanya
keterlibatan secara jasmaniah.
Unsur
kedua adalah kesediaan memberi sesuatu sumbangan kepada usaha mencapai tujuan kelompok. Ini berarti, bahwa terdapat rasa senang,
kesukarelaan untuk membantu kelompok.
Unsur
ketiga adalah unsur tanggung jawab.
Unsur tersebut merupakan segi yang menonjol dari rasa menjadi anggota. Hal ini
diakui sebagai anggota artinya ada rasa “sense of belongingness”.
Jenis-jenis
Keith
Davis juga mengemukakan jenis-jenis partisipasi, yaitu sebagai berikut
Pikiran
(psychological participation)
Tenaga
(physical partisipation)
Pikiran
dan tenaga
Keahlian
Barang
Uang
Syarat-syarat
Agar
suatu partisipasi dalam organisasi dapat berjalan dengan efektif, membutuhkan
persyaratan-persyaratan yang mutlak yaitu .
Waktu.
Untuk dapat berpatisipasi diperlukan waktu. Waktu yang dimaksudkan disini
adalah untuk memahamai pesan yang disampaikan oleh pemimpin. Pesan tersebut mengandung informasi
mengenai apa dan bagaimana serta mengapa diperlukan peran serta
Bilamana
dalam kegiatan partisipasi ini diperlukan dana
perangsang, hendaknya dibatasi seperlunya agar tidak menimbulkan kesan
“memanjakan”, yang akan menimbulkan efek negatif
Subyek
partisipasi hendaknya relevan atau berkaitan dengan organisasi di mana individu
yang bersangkutan itu tergabung atau sesuatau yang menjadi perhatiannnya.
Partisipasi
harus memiliki kemampuan untuk berpartisipasi, dalam arti kata yang
bersangkutan memiliki luas lingkup pemikiran dan pengalaman yang sama dengan
komunikator, dan kalupun belum ada, maka unsur-unsur itu ditumbuhkan oleh
komunikator.
Partisipasi
harus memiliki kemampuan untuk melakukan komunikasi timbal balik, misalnya
menggunakan bahasa yang sama atau yang sama-sama dipahami, sehingga tercipta
pertukaran pikiran yang efektif atau berhasil.
Para
pihak yang bersangkutan bebas di dalam melaksanakan peran serta tersebut sesuai
dengan persyaratan yang telah ditentukan
Bila
partisipasi diadakan untuk menentukan suatu kegiatan hendaknya didasarkan pada
kebebasan dalam kelompok, artinya tidak dilakukan pemaksaan atau penekanan yang
dapat menimbulkan ketegangan atau gangguan dalam pikiran atau jiwa pihak-pihak
yang bersangkutan. Hal ini didasarkan pada prisnsip bahwa partisipasi adalah
bersifat persuasif.
Partisipasi
dalam organisasi menekankan pada pembagian wewenang
atau tugas-tugas dalam melaksanakan kegiatannya dengan maksud meningkatkan
efektif tugas yang diberikan secara terstruktur dan lebih jelas
Bentuk-bentuk
organisasi
0 comments:
Post a Comment